==========================

==========================

Berkah Spiritual:

"Kebahagiaan tidak untuk ditunggu,namun perlu diusahakan dan diupayakan.Selamat datang di pulaunya para orang mulia".

Minggu, 04 Mei 2014

KAYU PUTIH








Kayu Putih

(Meialeuca leucadendra L.)
Sinonim :
= M. cajuputi, Roxb. = M. cumingiana et lancifolia Turcz. = M. minor Sm. = M. saligna B. = M. viridifolia, Gaertn. = Myrtus leucadendra, Linn, = M. saligna Gmel.
Familia :
Myrtaceae
Uraian :
Kayu putih dapat tumbuh di tanah tandus, tahan panas dan dapat bertunas kembali setelah terjadi kebakaran. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi., dapat tumbuh di dekat pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah. Pohon, tinggi 10-20 m, kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar, dengan percabangan yang menggantung kebawah. Daun tunggal, agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset, panjang 4,5-15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan berbau minyak kayu putih. Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan. Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat tradisional disebut merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu putih. Ada yang kayunya berwarna merah, dan ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan varietas daun kecil. Varietas yang berdaun kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih. Daunnya, melalui proses penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang warnanya kekuning-kuningan sampai kehijau-hijauan. Perbanyakan dengan biji atau tunas akar.

Nama Lokal :
Gelam (Sunda, Jawa), ghelam (Madura), inggolom (Batak); Gelam, kayu gelang, kayu putih (Melayu), bru galang,; Waru gelang (Sulawesi), nggielak, ngelak (Roti), ; lren, sakelan (Piru), irano (Amahai), ai kelane (Hila),; irono (Haruku), ilano (Nusa Laut Saparuna), elan (Buru).; Bai qian ceng (China).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Radang usus, Diare, Radang kulit, Batuk, demam, flu.; Sakit kepala, sakit gigi, Ekzema, Nyeri pada tulang dan saraf; Lemah tidak bersemangat (neurasthenia), Susah tidur, Asma;
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit pohon, daun, ranting, buah.

KEGUNAAN:
Daun:
- Rematik.
- Nyeri pada tulang dan syaraf (neuralgia).
- Radang usus, diare, perut kembung.
- Radang kulit.
- Ekzema, sakit kulit karena alergi.
- Batuk, demam, flu.
- Sakit kepala, sakit gigi.
- Sesak napas (asma)

Kulit kayu: Lemah tidak bersemangat (neurasthenia).  Susah tidur.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: Daun: 10-15 g, direbus.
Pemakaian luar: Kulit atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat seperti alergik dermatitis, ekzema, luka bernanah atau daun segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci.

CARA PEMAKAIAN:
1. Rasa lesu dan lemah, insomnia:
    Kulit kering sebanyak 6-10 g dipotong-potong seperlunya, direbus
    dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.  Setelah dingin disaring.
    minum.

2. Rematik, nyeri syaraf, radang usus, diare:
    Daun kering sebanyak 6-10 g direbus dengan 2 gelas air sampai
    tersisa 1 gelas.  Setelah dingin disaring, minum.

3. Radang kulit, ekzema:
    Daun segar sebanyak 1 genggam dicuci bersih, rebus dengan 3
    gelas air air bersih sampai mendidih. Hangat-hangat dipakai untuk
    mencuci bagian kulit yang sakit.

4. Luka bernanah:
    Kulit muda, sedikit jahe dan asam, dikunyah, Ialu ditempelkan pada
    luka terbuka yang bernanah. Ramuan ini akan menghisap nanah
    dari luka tersebut dan membersihkannya.

CATATAN :
- Sulingan minyak dari daun dan ranting dinamakan minyak kayu putih
  (cajeput oil), yang berkhasiat sebagai obat gosok pada bagian tubuh
  yang sakit atau nyeri, seperti sakit gigi, sakil telinga, sakit kepala,
  pegal-pegal dan encok, kejang pada kaki atau menghilangkan perut
  kembung, gatal digigit serangga, luka baru, luka bakar, kadang
  sebagai obat batuk.
· Minyak kayu putih yang murni, bila dikocok didalam botol, maka
  gelembung-gelembung yang terbentuk dipermukaan akan cepat 
  menghilang. Bila minyak kayu putih dipalsukan, yaitu dicampur  
  dengan minyak tanah atau bensin, maka gelembung-gelembung yang
  terbentuk setelah dikocok, tidak akan cepat menghilang.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Kulit pohon: Tawar, netral. Penenang. Daun: Pedas, kelat, hangat. Menghilangkan sakit (analgetik), peluruh keringat (diaforetik), anti rheumatik, peluruh kentut (karminatif, pereda kolik (spasmolitik). Buah: Berbau aromatis dan pedas. Meningkatkan napsu makan (stomakik), karminatif, dan obat sakit perut. KANDUNGAN KIMIA: Kulit pohon: Lignin, melaleucin. Daun: Minyak atsiri, terdiri dari sineol 50%-65%, Alfa-terpineol, valeraldehida dan benzaldehida.


KAYU MANIS








Kayu Manis (padang)

(Cinnamomum burmani (nees) Bl.)
Sinonim :
Cinnamomum chinense Bl. Cinnamomum dulce Nees. Cinnamomum kiamis Nees.
Familia :
Lauraceae.
Uraian :
Pohon tinggi dapat mencapai 15 meter. Batang berkayu dan bercabang-cabang. Daun tunggal, lanset, warna daun muda merah pucat setelah tua berwarna hijau. Perbungaan bentuk malai, tumbuh di ketiak daun, warna kuning. Buah buni, buah muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam. Akar tunggang.

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Cinnamomi Cortex, Cassia vera; Kayu Manis (Padang), Kayu Manis.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pedas, agak manis, dan menghangatkan. KHASIAT Analgesik, stomakik, dan aromatik. PENELITIAN Harry Onggirawan, 1980. Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS. Telah melakukan penentuan koefisien fenol, minyak atsiri kulit Kayu Manis (Padang) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhosa. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata minyak atsiri kulit Kayu Manis (Padang) mempunyai daya antimikroba (koefisien fenol) 3,18 (berarti 3,18 kali lebih kuat daripada fenol) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Daya antimikroba (koefisien fenol) 3,64 terhadap Salmonella typhosa. Ria Amelya, 1992. Jurusan Biologi, FMIPA UNAND. Telah melakukan penelitian pengaruh daya hambat Kayu Manis (Padang) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata sari Kayu Manis (Padang) dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus pada konsentrasi 1,1%, sedangkan pada konsentrasi 0,3%; 0,5%; 0,7%; dan 0,9% tidak dapat menghambat.
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Kulit kayu dan daun.

KEGUNAAN
1. Mencret.
2. Membangkitkan nafsu makan..
3. Memberi aroma pada makanan dan obat tradisional.
4. Nyeri pinggang
5. Rematik.
6. Sakit perut.

RAMUAN DAN TAKARAN
Mencret
Selain minum obat mencret sebaiknya juga diberi tapal
ramuan :
Kayu Manis (Padang)   3 gram
Buah Kayu Ules   2 gram
Rasuk Angin   2 gram
Rimpang Kencur segar   8 gram
Ketumbar   3 gram
jintan Hitam   2 gram
Mungsi   2 gram
Rimpang Lempuyang   10 gram
Pulosari   2 gram
Buah Adas   2 gram
Biji Kedawung   4 butir
Air   sedikit

Cara pembuatan:
Dipipis hingga menjadi pasta.

Cara pemakaian:
Ditapalkan di seluruh bagian perut dan pakailah gurita.

Komposisi :
Kulit kayu: Minyak atsiri, tanin, damar, dan lendir.


KATU








Katu

(Sauropus androgynus (L,) Merr.)
Sinonim :
Sauropus albicus BL. Sauropus sumatranus Miq Sauropus indicus Wight.
Familia :
Euphorbiaceae.
Uraian :
Tanaman perdu, tinggi 2-5 meter. Batang berkayu, bulat, bekas daun tampak jelas, tegak, daun muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna cokelat kehijauan. Daun majemuk, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, panjang 1-6 cm, lebar 1-4 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk bentuk payung di ketiak daun, mahkota bulat telur, warna ungu. Buah buni, bulat, beruang tiga, diameter Iebih kurang 1,5 mm, warna hijau keputih-putihan.

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA: Sauropi Folium; Daun Katu. Sauropi Radix; Akar Katu.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat Khas Manis, mendinginkan, dan membersihkan darah. Khasiat Antipiretik dan laktagog. PENELITIAN Tjandra Sridjaja Pradjonggo, Wahjo Dyatmiko, Troet Soemarno, dkk. Universitas Airlangga. Telah melakukan penelitian daun Katu terhadap gambaran histologi kelenjar susu mencit betina menyusui. Hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kelompok hewan yang diberi 0,5 ml infus 10% dan kelompok yang tidak diberi infus ada perbedaan yang bermakna. 2. Kelompok hewan yang diberi 0,5 ml infus 20% dan kelompok yang tidak diberi infus ada perbedaan yang bermakna. 3: Kelompok hewan yang diberi 0,5 ml infus 20% dan kelompok yang diberi infus 10% ada perbedaan yang bermakna. Djuniati Kustifah, 1991. Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh infus daun Katu terhadap produksi air susu mencit. Dari hasil penelitian tersebut ternyata infus daun secara per oral dapat meningkatkan kuantitas produksi air susu mencit. Agik Suprayogi, 1993. Fakultas Kedokteran Hewan IPB Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian daun Katu terhadap peningkatan produksi susu kambing. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata larutan ekstrak daun Katu 20% yang diberikan secara in vitro dapat meningkatkan produksi air susu > 20%. kamposisi susu tidak berubah, terjadi peningkatan aktifitas metabolisme glukosa sebesar > 50%.
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Daun dan akar.

KEGUNAAN
Daun:
1. Demam
2. Pelancar ASI
3. Suara parau.

Akar:
1. Demam
2. Kencing sedikit
3.    Lepra (obat luar).

RAMUAN DAN TAKARAN
Demam dan Kencing Sedikit
Ramuan:
Akar Katu   4 gram
Air   110 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang selama 4 hari.

Pelancar ASI
Daun Katu segar beberapa helai, dibuat sayuran. Selain daun Katu dapat digunakan daun Bayam, daun Lembayung, daun Sawi, Kacang Panjang, Kacang Koro, Jantung Pisang, buah Labu Air, buah Labu Merah, dan lain lain. Semua itu dijadikan sayuran dan dimakan secara bergantian. Makan harus teratur dan dipilih makanan yang bergizi.

Komposisi :
Senyawa steroid dan senyawa polifenol.


KASTUBA








Kastuba

(Euphorbia pulcherrima Willd. Et Klotzsch.)
Sinonim :
Poinsettia pulcherrima R. Grah.
Familia :
Euphorbiaceae
Uraian :
Kastuba berasal dari Meksiko. Umumnya, tanaman ini ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan dan di taman-taman. Kastuba bisa ditemukan pada 1-1.400 m dpl, tetapi untuk mendapatkan warna daun yang cerah lebih cocok jika ditanam pada ketinggian 600 m dpl. Perdu tegak dengan tinggi 1,5-4 m ini mempunyai batang berkayu, bercabang, dan bergetah seperti susu. Daunnya tunggal, bertangkai, tangkai daun yang muda berwarna merah clan hijau setelah tua, letaknya tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips memanjang, yang besar umumnya mempunyai 2-4 lekukan, ujung clan pangkal runcing, pertulangan menyirip, panjang 7-15 cm, lebar 2,5-6 cm, dan bagian bawah mempunyai rambut halus. Bunga majemuk berbentuk cawan dalam susunan yang khas disebut cyathium, keluar dari ujung tangkai. Tiap cyathium berhadapan dengan daun pelindung yang besar, bentuk lanset, warnanya merah atau kuning. Cyathium tingginya 1 cm, hijau dengan taju merah clan satu kelenjar besar, pada sisi perut warnanya kuning oranye. Tangkai sari berwarna merah oranye. Buahnya buah kotak, panjang 1,5 cm, ketika masih muda berwarna hijau dan cokelat setelah tua . Biji bulat dan berwarna cokelat. Pohon merah memiliki banyak varietas yang berasal dari Eropa dan merupakan hasil pemuliaan. Hasilnya, tanaman menjadi lebih pendek, daun lebih lebar, dengan warna daun pelindung yang bermacam-macam, seperti merah menyala, pink, atau putih. Tanaman ini merupakan tanaman rumah yang favorit selama hari Natal karena daun bunganya yang berwarna menyala.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: denok, puring benggala. Jawa: kastuba, ki geulis (Sunda), godong racun, wit racun, racunan, pohon merah (Jawa), racun, kedapa (Bali). NAMA ASING Yi ping hong, ye xiang hua (C), christmas flower, eastern flower, lobster flower, poinsettia (I). NAMA SIMPLISIA Euphorbiae pulcherrimae Herba (herba kastuba).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasanya pahit, sepat, sifatnya sejuk, toksik. Berkhasiat sebagai perangsang muntah, menormalkan siklus haid, menghentikan perdarahan (hemostatis), mempercepat penyembuhan tulang yang patah, menghilangkan bengkak, dan melancarkan keluarnya ASI (galaktagog).
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah seluruh tanamannya. Untuk penyimpanan, lakukan pengeringan.

INDIKASI
Kastuba digunakan untuk pengobatan:
- datangnya haid yang tidak teratur,
- darah haid banyak (menoragia),
- disentri, TB paru,
- air susu ibu sedikit,
- tulang patah (fraktur), dan
- bengkak karena terbentur (memar).

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, gunakan 10-15 g bahan yang direbus.
Untuk pemakaian luar, giling daun segar secukupnya sampai halus, lalu turapkan kebagian yang sakit, seperti radang kulit, erisipelas, luka berdarah, bengkak karena terbentur (memar), dan bengkak karena tulang patah.

CONTOH PEMAKAIAN
Radang kulit, erisipelas, luka, memar
Cuci daun kastuba segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Turapkan pada bagian yang sakit, lalu balut. Ganti 2--3 kali sehari. Hentikan jika timbul lepuh.

Melancarkan keluarnya ASI
Cuci bunga kastuba segar sebanyak 10 g, lalu rebus dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring clan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.

Catatan:
Kastuba merupakan tanaman obat berracun. Getahnya sangat iritatif, jika mengenai kulit sering menimbulkan lepuh kecil (vesikel). Jika digunakan sebagai obat minum, menyebabkan muntah dan diare. Hati-hati minum rebusan herba ini, jangan melebihi dosis yang dianjurkan.

Komposisi :
Daun mengandung alkaloid, saponin, lemak, amylodextrin. Batang mengandung saponin, sulfur, lemak, amylodextrin, asam format, dan kanji.


KAPULAGA








Kapulaga

(Amomum compactum Soland ex Maton,)
Sinonim :
Arnornun cardamornum Willd. Arnomlnn capulaga Spangue & Burk.
Familia :
Zingiberaceae.
Uraian :
Tanaman semak, rumput-rumputan tahunan, tinggi lebih kurang 1,5 meter. Berbatang semu, bulat, membentuk anakan, warna hijau. Daun tunggal, tersebar, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 25-35 cm, lebar 10-12 cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol di pangkal batang, mahkota bentuk tabung, panjang lebih kurang 12,5 mm, warna putih atau putih kekuningan. Buah kotak, bulat, berlekuk, warna putih.

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA: Amomi Fructus; Buah Kapulaga.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat Khas Pahit, menghangatkan, dan membersihkan darah. Khasiat Ekspektoran dan karminatif. PENELITIAN Datten Bangun, Semin Tarigan, Nazaruddin Umar, dkk. Bagian Farmakologi, FK USU dan Jurusan Farrnasi, FMIPA USU. Telah melakukan penelitian infus rimpang Kapulaga terhadap efek analgesik pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut ternyata infus 10% dengan takaran 10 ml/kg bb, telah menunjukkan efek analgesik. Semakin besar takarannya, semakin besar perpanjangan waktu reaksi (PWR).
Pemanfaatan :

Bagian yang Digunakan
Buah.

Kegunaan
Buah:
1. Aroma jamu.
2. Napas/mulut bau.
3. Perut kembung.
4. Radang tenggorokan.
5. Suara parau.

RAMUAN DAN TAKARAN

Napas/Mulut Bau
Ramuan:
Buah Kapulaga   10 butir
Daun Pegagan   1 genggam
Air   secukupnya
Cara pernbuatan: 
Dipipis.

Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari, pagi hari 1/4 cangkir.

Lama pengobatan:
Diulang selama 7 hari. Untuk pemeliharaan diminum 3 kali seminggu. Usahakan buang air besar secara teratur, dan gosok gigi sehabis makan.

Perut Kembung dan Mulas
Ramuan:
Buah Kapulaga(sangrai dan tumbuk kasar)   7 butir
Biji Jati Belanda(disangrai dan tumbuk kasar)   10 butir
Air mendidih   100 ml

Cara pembuatan:
Diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum seperti minum teh, sehari 100 ml.

Radang Tenggorokan
Ramuan:
Buah Kapulaga (tumbuk kasar)   10 butir
Rimpang Kunyit (tumbuk kasar)   6 gram
Air mendidih   100 ml

Cara pembuatan:
Diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang selama 7 hari.

Komposisi :
Buah: Minyak atsiri, minyak lemak, zat pati, gula, dan protein.


KAPASAN








Kapasan

(Abelmoschus moschatus [L.] Medic.)
Sinonim :
Hibiscus abelmoschus L.
Familia :
malvaceae
Uraian :
Kapasan ditemukan tumbuh liar di tempat-tempat terbuka pada tanah terlantar maupun semak-semak atau ditanam di kebun-kebun. Kapasan dapat ditemukan pada ketinggian 1-650 m dpl. Semak, berumur pendek, tumbuh tegak, tinggi 0,5-2,5 m. Batang bulat, bagian pangkalnya umumnya berkayu, percabangan sedikit, ditumbuhi rambut kasar. Daun tunggal, bertangkai panjang. Helaian daun berlekuk, bercangap, atau berbagi 5 yang sangat dalam, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung, pertulangan menjari, kedua permukaan berambut kasar, panjang 6-22 cm, lebar 5-20 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk lonceng, berukuran besar, keluar dari ketiak daun, daun mahkota 5 buah, panjang 3,5-10 cm, berwarna kuning. Buahnya buah kotak, bulat telur, berusuk lima, meruncing, panjang 5-8 cm, berambut seperti sikat, jika sudah masa.k akan terbuka dengan 5 katup. Biji berbentuk ginjal, pipih, keras, berwarna kelabu, bergaris halus dari pangkal sampai ujung, baunya wangi. Bijinya menghasilkan minyak kasturi yang digunakan sebagai campuran kosmetik, obat gosok rematik, serta campuran pada bedak untuk melembutkan kulit dan obat ruam kulit. Kapasan dapat diperbanyak dengan biji.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: Gandapura, kapas sedeki (Lampung). Jawa: kakapasan, kaworo (Sunda), kapasan, kasturi, regula, rewulaw, waron (Jawa), kastore bukal (Madura). Maluku: kasturi (Ternate). NAMA ASING Huang kui (C), musk mallow (I). NAMA SIMPLISIA Abelmoschi Radix (akar kapasan).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Akar rasanya agak manis, sifatnya sejuk. Pereda panas (antipiretik), peluruh kencing (diuretik), antiradang, dan melancarkan pengeluaran nanah.
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian utama yang digunakan adalah akar. Selain itu, biji, daun, dan bunga juga berkhasiat sebagai obat. Daun dan akar digunakan sebagai bahan segar.

INDIKASI
Akar digunakan untuk pengobatan :
- demam tinggi,
- batuk,
- sukar buang air besar (konstipasi), dan
- batu saluran kencing.

Biji digunakan untuk mengatasi :
- sakit kepala.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 10-15 g akar segar, lalu air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, cuci daun segar, lalu giling sampai halus. Bubuhkan ramuan tersebut pada bisul, koreng, atau pada tulang yang patah (fraktur), lalu balut dengan kain perban. Cara lain, rendam bunga dalam minyak kelapa, lalu oleskan pada luka bakar atau luka akibat tersiram air panas.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Batuk
Cuci 10 g akar kapasan segar, lalu potong tipis-tipis. Rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Catatan
Daun, bunga, dan biji bisa digunakan untuk membasmi serangga.

Komposisi :
Akar mengandung minyak asiri, lemak, asam palmitat, sterol/ terpen. Biji mengandung a-cephalin, fosfatidilserine, plasmalogen, fosfatidilkoline plasmalogen, ambrettolid, ambretol, afamesol, furfural, tanin clan minyak asiri. Daun kering mengandung a-sitosterol, a-D-glikosida, dan tanin. Bunga mengandung a-sitosterol, mirisetin, dan glikosida.


KAPAS








Kapas

(Gossypium herbaceum L.)
Sinonim :
G.. hirsutum L.
Familia :
Malvaceae
Uraian :
Perdu dengan tinggi 2-3 m ini berbatang tegak, bulat, berkayu, dan berwarna hijau kotor. Daunnya tunggal, bertangkai panjang, 6-10 cm. Helaian daun berbentuk perisai, bercangap menjari 3-5, pertulangan menjari, warnanya hijau. Bunga tunggal di ujung percabangan dan ketiak daun, mahkota bulat, warnanya kuning dan berubah menjadi merah menjelang layu. Buah kotak, lonjong, ujung runcing, panjang 5-6 cm, masih muda berwarna hijau dan setelah tua cokelat kehitaman. Biji bulat, warnanya hitam, diselimuti rambut putih.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Kapas (Jawa). NAMA ASING Mian hua gen (C), cotton, upland cotton (I). NAMA SIMPLISIA Gossypii Radix (akar kapas), Gossypii Semen (biji kapas).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Akar atau kulit akar kapas (mian hua gen) rasanya manis, sifatnya hangat. Berkhasiat tonik pada lambung, limpa, dan vital energi, antitusif, antiasmatik, merangsang kontraksi rahim, mempercepat kelahiran bayi, abortivum, mengurangi keluarnya darah haid, mempermudah pembekuan darah, dan merangsang keluarnya air susu ibu (ASI). Biji kapas (mian hua zi) rasanya pedas, sifatnya panas. Tonik untuk hati dan ginjal, menguatkan tulang punggung dan lutut, menghentikan perdarahan (hemostatis), kontraksi rahim, menekan produksi sperma, pereda demam (antipiretik), antiradang, dan pelembut kulit. Selain itu, mempunyai efek antibakteri dan antivirus. Berdasarkan hasil penelitian, sejak tahun 1970 minyak dari biji kapas merupakan kontrasepsi pada pria. Hal ini berdasarkan penemuan di Cina bahwa minyak dari biji kapas yang digunakan untuk memasak akan menyebabkan ketidaksuburan (infertilitas) pada pria. Zat aktif tersebut adalah gosipol. Minyak biji kapas menyebabkan degenerasi sel yang memproduksi sperma. Mencit jantan yang diberi emulsi biji kapas 10% atau lebih besar menyebabkan ketidaksuburan jika dicampur dengan mencit betina. Mencit jantan yang diberi emulsi, pada awalnya tampak lesu dan berkurang nafsu makannya (Agus Purnomo, Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1984). Hasil penelitian pemberian oral suspensi serbuk biji kapas (Gossypium hirsutum L.) pada mencit menunjukkan secara mikroskopis tampak pengaruhnya pada gambaran histologis testis hewan percobaan (Mientje Susie Baman, Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1986). Hasil penelitian pemberian gosipol asam asetat yang belum dimurnikan hasil isolasi dari biji kapas (Gossypium hirsutum L.) setiap hari selama satu minggu pada sekelompok tikus jantan menunjukkan adanya khasiat antifertilitas (Faijah Albaar, Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1990).
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah biji, akar, daun, clan buah mudanya.

INDIKASI
Biji digunakan untuk mengatasi:
- disfungsi ereksi (impoten),
- ngompol (enuresis),
- berkeringat pada malam hari,
- wasir, dubur turun (prolaps anus),
- perdarahan clan keluarnya cairan dari liang sanggama (vagina),
- disentri,
- nyeri perut clan ulu hati,
- demam yang hilang timbul,
- radang telinga,
- memperbanyak keluarnya air susu ibu (ASI), dan
- kontrasepsi pada pria.

Akar digunakan untuk:
- terlambat haid,
- mengurangi keluarnya darah haid yang banyak,
- mengurangi nyeri haid akibat endometriosis,
- mempermudah persalinan,
- mengatasi gangguan pencernaan,
- fungsi limpa yang menurun dengan gejala batuk dan sesak akibat lemahnya   energi vital, dan
- menghaluskan tumit yang teraba kasar.

Buah muda digunakan untuk pengobatan:
- diare.

Daun digunakan untuk pengobatan:
- radang usus (enteritis),
- demam, dan
- batuk berdahak.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, tidak ada rekomendasi dosis. Urftuk pemakaian luar, giling daun segar sampai halus, lalu gunakan untuk menurap panu, luka, luka bakar, dan memar. Biji yang digiling halus digunakan untuk menurap herpes, skabies, luka, dan radang buah zakar (orkhitis).


CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Diare
Cuci clan potong buah kapas yang masih mucla clan segar (lima buah). Rebus dengan satu gelas air selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus.

Disfungsi ereksi (impoten)
Gongseng biji kapas (300 g) sampai kuning sambil tambahkan arak beras 1-2 sendok teh. Gongseng pula biji bawang putih di tempat terpisah. Selanjutnya, giling semua bahan sampai halus. Untuk pemakaian, ambil 10 g bubuk campuran tadi, larutkan dalam arak dan minum sewaktu perut kosong.

Berkeringat malam
Masukkan biji kapas sebanyak 10 g ke dalam panci email bersama tiga gelas air. Rebus dengan api kecil sampai airnya tersisa separuhnya. Setelah dingin, minum airnya sekaligus pada waktu perut kosong. Lakukan sekali sehari.

Mempermudah persalinan
Iris akar kapas tipis-tipis, lalu seduh dan minum seperti minum teh.

Catatan:
Ibu hamil dilarang minum rebusan biji clan akar kapas karena dapat menyebabkan keguguran.

Gosipol toksisitasnya rendah, namun menimbulkan beberapa efek samping. Pada sebagian pengguna bisa timbul rasa lemah sementara yang terjadi pada fase awal pengobatan tidak memerlukan pengobatan. Sekitar 1,2% pengguna timbul rasa mual dan muntah, sebagian lagi mengeluh menurunnya hasrat seksual.

Bisa timbul hipokalemia pada sebagian pengguna obat ini tanpa menimbulkan gejala akibat kekurangan kalium. Sebaiknya, pemakaian obat ini dilakukan dengan pengawasan herbalis berpengalaman.

Dengan mengeluarkan gosipol dari minyak biji kapas melalui proses pengolahan lanjutan maka minyak biji kapas aman dikonsumsi dan berpotensi menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi.

Komposisi :
Buah, bunga clan daun mengandung saponin, flavonoida, polifenol, dan alkaloid. Kulit akar mengandung gosipol (asesquiterpene) 0,56-2,05%, asparagine, campuran resin, dan arginine. Minyak dari biji mengandung sekitar 2% gosipol dan flavonoid, serta kandungan asam lemak tak jenuh yaitu asam linoleat (54,16%) dan asam oleat (15,58%). Selain itu, terdapat asam lemak jenuh, seperti palmitat, miristat, stearat, dan arakidat. Gosipol berkhasiat menekan produksi sperma dan merangsang kontraksi rahim. Tingginya kadar asam lemak tak jenuh menyebabkan penggunaannya tidak akan meningkatkan kadar kolesterol darah. Bunga mengandung kaempferol, herbacitrin, quercetin, isoquercetin, gossypetin, clan gossypitrin.


KAMBOJA








Kamboja

(Plumeria rubra L.cv. Acutifolia.)
Sinonim :
Plumeria acuminata, Ait. P. acuminata, Roxb. P. acutifolia, Poir. P. alba, Blanco. P. obtusa, Lour. P. rubra, Linn. from acutifolia Woods. P. rubra, Linn. var. acutifolia (Poir) Bailey.
Familia :
Apocynaceae
Uraian :
Morfologi Kamboja Daerah asal tumbuhan ini dari Amerika tropik dan Afrika, Termasuk tanaman hias, Varitas tumbuhan kamboja terdiri dari beberapa jenis antara lain : Kamboja putih dan kamboja merah / Kamboja jepang. Batang : batang berkayu keras tinggi, mencapai 6 meter, percabangannya banyak, batang utama besar, cabang muda lunak, batangnya cenderung bengkok dan bergetah. Daun : daun hijau, berbentuk lonjong dengan kedua ujungnya meruncing dan agak keras dengan urat-urat daun yang menonjol, sering rontok terutama saat berbunga lebat, Bunga : Bunganya berbentuk terompet, muncul pada ujung-ujung tangkai, daun bunga berjumlah 5 buah, berbunga sepanjang tahun. Syarat Tumbuh : Tumbuh subur di dataran rendah sampai ketinggian tanah 700 meter di atas permukaan laut, tumbuh subur hampir di semua tempat dan tidak memilih iklim tertentu untuk berkembang biaknya.

Nama Lokal :
Kamboja (Indonesia), Semboja (Jawa), Bunga jebun (Bali); Samoja, Kamoja (Sunda), Bunga lomilate (Gorontalo); Campaka molja/bakul (Madura), Pandam (Minangkabau); Karasuti, Kolosusu, Tintis (Minahasa), Capaka kubu(Tidore).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kencing nanah (Gonorrhea), Bengkak, Bisul;
Pemanfaatan :

1. Kencing Nanah (Gonorrhea)
    Bahan:  1 Potong akar kamboja
    Cara membuat:  direbus dengan gelas air sampai mendidih.
    Cara menggunakan:  diminum 1 kali sehari 1 cangkir.

2. Patek, Puru (Frambusia)
    Bahan:  2 Sirap kulit kamboja
    Cara membuat:  ditumbuk halus dan direbus dengan 1 cerek air
    sampai mendidih.
    Cara Menggunakan: digunakan untuk mandi dan menggosok yang
    luka.

3. Memulihkan Bengkak
    Bahan:  1 Sirap kulit kamboja
    Cara membuat:  ditumbuk halus dan direbus dengan 0,5 cerek air
    sampai mendidih.
    Cara menggunakan:  digunakan untuk merendam bagian tubuh yang
    bengkak.

4. Bisul
    a. Bahan:  daun kamboja dan minyak kelapa
       Cara membuat:  daun kamboja dilemaskan dan diolesi dengan
       minyak kelapa.
       Cara menggunakan:  ditempelkan pada bagian yang bisul
   
    b. Bahan:  Getah Kamboja
        Cara membuat:  ambil getah kamboja dari pohonnya
        Cara menggunakan:  oleskan pada bagian yang bisul.  


Komposisi :
Getah Pohon Kamboja (Plumeria acuminata) mengandung senyawa sejenis karet, triterpenoid amyrin, lupeol, kautscuk dan damar. Kandungan minyak mrnguapnya terdiri dari geraniol, sitronellol, linallol, farnesol dan fenetilalkohol.


KAKTUS PAKIS GIWANG








Kaktus Pakis Giwang

(Euphorbia milii Ch.des Moulins)
Sinonim :
E. splendens, Bojer.
Familia :
Euphorbiaceae
Uraian :
Tumbuh tegak, tinggi mencapai 1 m., pada umumnya sebagai tanaman hias di taman, mengandung getah. Batang warna coklat, berduri kasar. Daun tunggal bentuk bundar telur dengan ujung lebih bulat dari pangkal, pinggir rata, warna hijau. Bunga bertangkai, ada yang tunggal dan ada yang majemuk (Khas disebut siatium), warna bermacam-macam, ada yang 0ranye, kuning, dadu dan sebagainya.

Nama Lokal :
Kaktus Pakis Giwang (Indonesia); Tie hai tang (China).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Perdarahan haid, Bisul, Radang kulit, luka bakar, kena air panas; Hepatistis;
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI.
Seluruh tanaman, pemakaian segar.

KEGUNAAN.
1. Bunga: Functional uterine bleeding (Perdarahan menstruasi yang
   fungsionil).
2. Batang: Hepatitis.
3. Daun: Bisul, radang kulit bernanah (Piodermi), tersiram air panas,
   luka bakar.

CARA PEMAKAIAN:
1. Functional uterine bleeding:
    10-15 bunga segar, ditambah daging, direbus sebagai soup.

2. Bisul dan radang kulit bernanah:
    Daun segar dilumatkan, ditambah gula merah secukupnya,
    ditempelkan ke tempat yang sakit.

3. Hepatitis: 9-15 gram batang segar, direbus, minum airnya.

PERHATIAN:
Bila timbul mencret (diarrhea) yang berlebihan setelah minum obat ini, minum rebusan Glycyrrhiza uralensis (Gancao) sebigai antidote.

NOTE : Glycyrrhim uralensis = G. glabra L. = Kayu Manis (kayu legi).

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Terasa pahit, astringen, netral, sedikit beracun (toxic). Bunga menghentikan perdarahan. (Hemostatik), batang dan daun sebagai anti pembengkakan (anti-swelling) clan anti radang (anti-inflammasi).


KAKI KUDA








Kaki Kuda

(Centella asiatica, (Linn), Urban.)
Sinonim :
Hydrocotyle asiatica, Linn. Pasequinus, Rumph.
Familia :
Umbelliferae
Uraian :
Terna liar, terdapat di seluruh Indonesia, berasal dari Asia tropik. Menyukai tanah yang agak lembab dan cukup mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang-kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (sebagai lalab), terdapat sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Pegagan merupakan terna menahun tanpa batang, tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm - 80 cm, akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm - 15 cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm - 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 - 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun. Tangkai bunga 5 mm - 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 - 2,5 mm, baunya wangi dan rasanya pahit. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 2.500 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 1.500 mm - 2.500 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 9 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 3 bulan - 4 bulan · Suhu udara : 20' C - 25' C · Kelembapan : tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : pasir sampai liat · Drainase : sedang - baik · Kedalaman air tanah : 25 cm - 50 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : 5 cm - 25 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5 - 7 · Kesuburan : sedang 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Tanaman kaki kuda umumnya dikenal sebagai tumbuhan liar. Meskipun demikian tanaman ini dapat diperbanyak melalui stek batang. · Buat lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm · Stek bibit ditanam pada lubang tersebut dengan dengan jarak tanam 1 m x 1 m. · Batangnya tumbuh merayap,menghasilkan cabang-cabang yang membentuk rumpun yang menutupi tanah. · Di daerah Jawa Barat, tanaman kaki kuda kadang-kadang ditanam sebagai penutup tanah di perkebunan teh.

Nama Lokal :
Pegagan, Gagan-gagan, Rendeng, Kerok batok (Jawa); Daun kaki kuda (Indonesia), Pegaga (Ujung Pandang); Antanan gede, Antanan rambat (Sunda), Dau tungke (Bugis); Kos tekosan ( Madura), Kori-kori (Halmahera).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Typus, Busung, Sakit kepala, Influenza, Keracunan Jengkol, Ayan;
Pemanfaatan :

1. Tyfus
    Bahan: 1 genggam daun kaki kuda, ½ genggam daun jintan dan 5
    batang tapakliman.
    Cara membuat: semua bahan tersebut dicuci bersih dan dikukus
    untuk diambil airnya.
    Cara menggunakan: hasilnya ditambah dengan 1 sendok makan
    madu dan diminum.

2. Busung
    Bahan: tumbuhan kaki kuda lengkap (akar, batang dan daunnya), 3
    batang alang-alang, 1 potong kulit kamboja.
    Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
    sampai mendidih hingga tinggal  ½ gelas.
    Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 1 cangkir.

3. Sakit Kepala
    Bahan: 1 genggam daun kaki kuda dan seujung sendok makan
    jintan.
    Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air
    sampai mendidih hingga tinggal  ½ gelas.
    Cara menggunakan: disaring dan ditambah dengan 1 sendok makan
    madu, kemudian diminum.

4. Influenza
    Bahan: 1 genggam daun kaki kuda.
    Cara membuat: ditumbuk halus (dipipis) untuk diambil airnya.
    Cara menggunakan: ditambah sedikit garam dan diminum.

5. Keracunan jengkol
    Bahan: 10-15 daun kaki kuda.
    Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga
    tinggal 1 ½ gelas.
    Cara menggunakan: disaring dan diminum.

6. Ayan
    Bahan: daun kaki kuda secukupnya yang sudah kering daun gula
    aren secukupnya.
    Cara membuat: daun kaki kuda ditumbuk halus kemudian diambil 1
    sendok dan dicampur dengan gula aren secukupnya. Kedua bahan
    tersebut disedu dengan 1 gelas air panas (masak).
    Cara menggunakan: disaring dan diminum; diulangi secara teratur.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa manis, sejuk. Anti infeksi, antitoxic, penurun panas, peluruh air seni. KANDUNGAN KIMIA : Asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose, carotenoids, garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, zat samak. Senyawaan glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside dan senyawaan sejenis, mempunyai kasiat anti lepra (Morbus Hansen), Daun kaki kuda mengandung senyawa glikosida trigergepnoida, alkaloid hidrokotilin, steroid, tanin, minyak atsiri, gula pereduksi dan garam-garam mineral seperti garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi.


KACAPIRING







Kacapiring

(Gardenia augusta, Merr.)
Sinonim :
Gardenia jasminoides, Ellis.
Familia :
Rubiaceae
Uraian :
Kacapiring (Gardenia) banyak dipelihara orang sebagai tanaman hias atau pagar hijau yang memiliki aroma bunga harum. Kacapiring termasuk tumbuhan perdu yang berumur tahunan serta banyak memiliki cabang, ranting maupun daun yang lebat. Kacapiring mudah tumbuh disembarang tempat, baik di daerah dingin maupun panas. Namun, tumbuhan ini lebih cocok di daerah pegunungan atau lokasi yang tingginya lebih dari 400 meter di atas permukaaan laut. Batang pohonnya mampu mencapai ketinggian berkisar 1-2 meter. Bunganya berukuran besar, indah mirip dengan bunga mawar putih dengan tajuk-tajuk melingkar dan bersusun membentuk satu kesatuan yang anggun. Daunnya berbentuk oval, tebal, licin dan mengkilap pada permukaan telapak daun bagian atasnya. Karena keharuman bunganya, kacapiring mempunyai nilai komersial untuk dibuat minyak wangi. Sedang pengembangbiakan tanaman ini dapat dilakukan dengan cara stek.

Nama Lokal :
Kacapiring (Indonesia, Sunda), Ceplong piring (Jawa); Jempiring (Aceh), Menlu bruek, Raja putih (Aceh).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Sariawan, Demam, Sukar buang air besar;
Pemanfaatan :

1. Diabetes Mellitus
    Bahan: 12 lembar daun kacapiring
    Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga
    tinggal 1 gelas.
    Cara menggunakan: diminum sekaligus dan diulangi secara rutin
    setiap hari.

2. Sariawan
    Bahan: 7 lembar daun kacapiring, 2 sendok makan madu dan 1
    potong gula aren;
    Cara membuat: daun kacapiring diremas-remas dan ditambah dengan
    1 cangkir air dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan
    gula aren tersebut dan diaduk sampai merata.
    Cara menggunakan: diminum dan diulangi setiap dua hari sekali.

3. Demam
    Bahan: 7 lembar daun kacapiring dan 1 potong gula batu;
    Cara membuat: daun kacapiring diremas-remas dengan 1 gelas air
    dan disaring. Kemudian dicampur dengan gula batu dan diaduk
    sampai merata.
    Cara menggunakan: diminum

4. Sukar buang air besar
    Bahan: 3 biji buah kacapiring;
    Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga
    tinggal 1 gelas;
    Cara menggunakan: diminum.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Kacapiring (Gardenia augusta dan Gardenia jasminoides) dari penelitian para ahli diketahui mempunyai senyawa kandungan zat minyak menguap. Minyak menguap tersebut antara lain mengandung unsur linaloldan styrolyl.


JUNG RABAB







Jung Rabab

(Baeckea Frutescens L.)
Sinonim :
Baeckea chinensis Gaertn. Baeckea cochinchinensis Bl.
Familia :
Myrtaceae
Uraian :
Turnbuhan berbentuk perdu sampai semak, tinggi sampai 5 m, cabang-cabang liat. Daun berhadapan, helai daun sangat sempit seperti garis dan berkelenjar, tebal 0,8 mm dan panjang 5 mm sampai 16 mm. Bunga berkelipatan 5 keluar dari ketiak daun, kecil, garis tengah lebih kurang 1,5 mm; tangkai bunga pendek; kelopak berbentuk lonceng dengan 5 belahan; tajuk 5 helai, agak bundar, warna putih dengan cincin hijau dibagian tengah dan lama kelamaan berubah menjadi merah; benang sari 10 buah. Keanekaragaman. Tinggi tumbuhan bervariasi, tergantung pada keadaan tempat tumbuh. Tumbuhan setinggi 30 cm sudah berbuah. Ekologi dan penyebaran. Tumbuh liar dipantai Cina Selatan serta digunung-gunung Sumatra dan Malaysia pada ketinggian 600 m sampai 2.200 m di atas permukaan laut; juga terdapat di Australia. Menyukai daerah agak kering. Budidaya. Merupakan tumbulian liar, belum dibudidayakan.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH. Aron (Aceh), game-game (Batak),si gamei-gamei (Minangkabau), ijar atap, junjung atap, tutur atap (Bangka), ujung atap, sesapu (Biliton), ujung atap, daun cucur atap (Melayu) Jung rabab, Jung rahab, jung raab, ujung raab (Jawa), jung rahab (Madura), Anjung atap, anjung raab (Bali)., NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Baeckea Folium; Daun Jung Rahab.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pedas dan aromatik. KHASIAT Analgesik, antispasmodik, tonik, dan diuretik.
Pemanfaatan :

Khasiat dan manfaat untuk pengobatan:

Kakillengan (bengkak).
Ambillah setengah ons jung rahab, remaslah halus, dan rebuslah di dalam setengah botol cuka anggur. Gosokkanlah cairan rebusan ini pada kakil lengan yang bengkak dalam keadaan panas-panas suam.

Sakit Perut pada anak karena cacingan
Sepotong belerang sebesar biji asam. Setengah sendok teh jung rahab, sepotong temu hitam sepanjang buku jari tangan, sebuah umbi kecil temu kunci, tiga iris temu lawak, satu sendok teh kayu masoyi, sepotong bengle sepanjang setengah buku jari tangan, sepotong lempuyang wangi sepanjang setengah jari tangan dan lima biji benih adas; kesemuanya ditumbuk halus, dibungkus daun pisang clan dikukus selama lebih kurang sepuluh menit. Cairan yang keiuar diminumkan si sakit. Kalau cairannya yang keluar hanya sedikit, tambahkanlah sesendok air.

Demam pada wanita habis bersalin
Dengan segera sehabis bersalin minum obat berikut, dibuat baru dan diminum tiap pagi dan tiap sore. Kita dapat mencegah demam habis bersalin ini.
Rebuslah selembar daun papaya muda segar dengan satu sendok kecii asam segar dan sepotong gula jawa dalam satu gelas kecil air sampai airnya tinggal separo dan minumlah cairan itu setelah cukup dingin. Di samping itu perlu pakai tapal terbuat dari tujuh lembar daun Iler, satu sendok teh besar jung rahab (dibakar dulu jadi abu) dan sedikit asam kawak, semua ini ditumbuk bersama-sama.

Obat Penyegar terhadap kelelahan
minumlah air rebusan jung rabab.

 
Komposisi :
Minyak atsiri, fenkhol, glikosida, senyawa triterpinoid, tanin, dan baekeol.


JOMBANG








Jombang

(Taraxacum officinale Weber et Wiggers)
Sinonim :
T. mongolicum Hand.-Mazz., T. officinale Wigg., T. ceratophyllum DC, T. corniculatum DC, T. dens-lionis Desf., T. sinense DC, Leontodon taraxacum L., L. taraxacum.
Familia :
compositae (asteraceae).
Uraian :
Umumnya, jombang tumbuh liar di lereng gunung, tanggul, lapangan rumput, dan sisi jalan di daerah yang berhawa sejuk. Terna menahun, tinggi 10 -25 cm, seluruh bagian tumbuhan mengandung cairan, seperti susu. Daun berkumpul membentuk roset akar, bagian pangkal rebah menutup tanah. Daun tunggal, berbentuk lanset, sungsang, ujung runcing, pangkal menyempit menyerupai tangkai daun, tepi bergerigi tidak teratur, kadang berbagi sangat dalam, panjang 6 -15 cm, lebar 2 - 3,5 cm, berwarna hijau dilapisi rambut halus berwarna putih. Bunga tunggal, bertangkai panjang yang dilapisi rambut halus berwarna putih, berkelamin dua. Mahkota bunga berwarna kuning, diameter 2,5 - 3,5 cm. Buahnya berbentuk tabung, berwarna putih. Akarnya panjang, tunggal, atau bercabang. Daun muda dapat dimakan sebagai lalap atau dibuat salad yang berkhasiat tonik. Daun tua dapat dikukus atau dimasak sebagai sayuran. Bunganya dapat digunakan untuk memberi warna kuning pada minuman atau kain. Jombang dapat diperbanyak dengan biji.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Jombang, taraksakum (Jawa). NAMA ASING Pu gong ying (C), dandelion (I). NAMA SIMPLISIA Taraxaci Herba (herba jombang).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Jombang rasanya manis, sedikit pahit, sifatnya dingin. Herba ini masuk meridian hati (liver) dan lambung, serta berkhasiat tonik pada liver dan darah. Selain itu, juga berkhasiat antibiotik, antiradang; menghilangkan bengkak, menghancurkan sumbatan, peluruh kencing (diuretik kuat), membersihkan panas dan racun, serta meningkatkan produksi empedu. Akar sedikit pahit, berkhasiat antitoksik, peluruh kencing (diuretik), pereda panas (antipiretik), penguat lambung, meningkatkan nafsu makan (stomakik), melancarkan pengeluaran empedu ke usus (kolagoga), melancarkan pengeluaran AS1 (laktagoga), laksatif ringan, dan menurunkan kadar gula darah (hipoglikemik). Akar lebih berkhasiat jika digunakan setelah tumbuhan berumur 2 tahun. Khasiat antitoksik akar jombang membantu mekanisme kerja hati dan kandung empedu untuk mengeluarkan sisa metabolisme serta merangsang ginjal mengeluarkan racun melalui air kemih. Selain itu, jombang berperan dalam proses pembuangan racun yang terbentuk pada infeksi dan polusi. Kandungan polisakarida dari tumbuhan jombang dapat menghambat perkembangan sel kanker paru-paru manusia yang ditransplantasikan pada tikus dan menghambat perkembangan sarcoma. Herba jombang berkhasiat menghambat perkembangan Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolyticus, dan Neisseria catarrhalis. Ekstrak alkohol herba jombang berkhasiat melancarkan pengeluaran empedu ke usus (kolagoga) pada tikus. Melindungi kerusakan liver (hati) tikus yang diberi zat karsinogenik CCl4. Air rebusan jombang dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara mengaktifkan makrofag, merangsang pembentukan limfosit, dan pembentukan antibodi. Daun jombang berkhasiat diuretik kuat. Namun, tidak menyebabkan kekurangan kalium karena tumbuhan ini mengandung cukup kalium (Journal Planta Medica, 1974). Akar jombang berkhasiat membersihkan hati, merangsang produksi cairan empedu, dan laksatif ringan (peneliti German, 1959).
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tumbuhan yang digunakan adalah herba dan akar segar maupun yang telah dikeringkan.

INDIKASI
Herba jombang digunakan untuk pengobatan :
- radang, seperti radang tenggorokan, radang mata merah (konjungtivitis), radang akut usus buntu (akut apendisitis), radang panggul, radang hati (hepatitis), radang kandung empedu (kolesistitis), serta radang dan abses payudara,
- infeksi dan batu saluran kencing,
- gondongan (parotitis),
- diare, disentri,
- sakit maag (gastritis), tidak nafsu makan,
- kencing manis (diabetes mellitus),
- tekanan darah tinggi (hipertensi),
- kurang darah (anemia),
- kaki bengkak karena timbunan cairan,
- keputihan (leukore),
- produksi air susu ibu (ASI) sedikit,
- bisul, koreng, borok yang dalam, gigitan ular,
- cellulite,
- pembesaran prostat,
- meningkatkan pembuangan asam urat,
- bercak hitam di muka (freckles),
- tumor pada sistem pencernaan (esofagus, lambung, usus, hati, dan pankreas),
- kanker (payudara, paru-paru, leher rahim/serviks, dan gusi), serta
- leukemia granulositik kronik.

Akar digunakan untuk pengobatan :
- hepatitis, sakit kuning (jaundice),
- infeksi kandung empedu, mencegah timbulnya batu empedu,
- memperbanyak ASI,
- buang air besar tidak lancar (sembelit),
- penyakit kulit, seperti jerawat, eksim, psoriasis,
- rematik,termasuk osteoarthritis dan gout.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus atau tumbuk 15-30 g herba segar, lalu peras. Selanjutnya, minum air perasannya atau dapat digunakan untuk campuran resep. Khusus untuk mengobati kanker, tumor, atau penyakit berat, gunakan herba sebanyak 20 - 60 g. Cara lain, rebus 10 - 30 g akar, lalu air rebusannya diminum. Di beberapa negara, akar dikeringkan lalu digiling sampai halus. Ambil 1 - 2 sendok teh, lalu seduh dengan air panas. Jika diperlukan, tambahkan air perasan jeruk nipis untuk memperbaiki rasa.
Untuk pemakaian luar, giling herba segar atau akar sampai halus, kemudian bubuhkan ke tempat yang sakit, seperti payudara yang bengkak, bisul, dan luka bakar. Selain itu, daunnya pun dapat direbus, lalu gunakan airnya untuk mandi atau menguapkan wajah. Cara ini bertujuan untuk menyegarkan tubuh dan memelihara kulit wajah dari flek dan jerawat.


CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Radang dan abses payudara
Cuci 60 g herba jombang segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus, lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh. Untuk pemakaian luar, cuci tumbuhan segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Bubuhkan pada payudara yang sakit.

Radang kandung empedu
Cuci 30 g herba jombang segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring, minum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh.

Kanker
Rebus 20-60 g herba jombang segar dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan setiap hari.

Keputihan akibat infeksi, kanker serviks, atau radang panggul
Sediakan 30 g herba jombang segar (untuk kanker clan radang panggul sebanyak 60 g), lalu cuci sampai bersih. Selanjutnya, potong-potong dan rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. Selain direbus, herba pun dapat ditumbuk sampai halus. Selanjutnya, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Radang kandung empedu disertai hepatitis
Cuci 30-60 g herba jombang segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi untuk 3 kali minum, sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Kencing manis, tekanan darah tinggi
Cuci 30 g herba jombang segar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing setengah gelas.
 

Komposisi :
Herba mengandung taraxasterol, taraxacerin, taraxarol, kholine, inulin, pektin, koumestrol, dan asparagin. Akar mengandung taraxol, taraxerol, taraxicin, taraxasterol, b-amyrin, stigmasterol, b-sitosterol, choline, levulin, pektin, inulin, kalsium, kalium, glukosa, dan fruktosa. Daun mengandung lutein, violaxanthin, plastoquinone, tanin, karotenoid, kalium, natrium, kalsium, choline, copper, zat besi, magnesium, fosfor, silikon, sulfur, dan vitamin (A, BI, B2, C dan D). Bunga mengandung arnidiol dan flavoxanthin. Pollen mengandung ß-sitoserol, 5a-stigmast-7-en-3ß-ol, asam folat, dan vitamin C.


JOHAR








Johar

(Cassia siamea Lamk,)
Sinonim :
Cassia florida Valh.
Familia :
Caesalpiniceae (Leguminosae).
Uraian :
Tanaman herba tahunan, menjalar. Batang bulat, menjalar, beruas-ruas, berlubang, gundul, bercabang, panjang lebih kurang 3 meter, warna hijau. Daun tunggal, berseling, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, pangkal rompang, panjang 3-15 cm, lebar 1-9 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun, panjang 3-5 cm, diameter lebih kurang 5 cm, warna ungu. Buah kotak, bulat telur, gundul, diameter lebih kurang 1 cm, buah muda berwarna hijau pucat setelah tua berwarna cokelat.

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA: Cassiae siameae Folium; Daun Johar.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Khasiat Antipiretik. PENELITIAN Salim Hanggara Purno, 1991. Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: Drs. Wahyono, SU. Apt. dan Drs. Imono Argo Donatus, SU. Apt. Telah melakukan penelitian efek hipoglikemik air rebusan daun Johar, pada tikus putih jantan, dibandingkan dengan tolbutamid. Dari hasil penelitian tersebut, ternya ta air rebusan daun Johar dosis 2,5, 5,0, dan 10,0 g / kg bb mampu menurunkan LDDK (Luas daerah di bawah kurva) kadar glukosa darah terhadap kontrol negatif, pada kelompok tikus normal yang diberi beban glukosa (DMTTI - UTGO = Diabetes melitus tidak tergantung insulin. Uji toleransi glukosa oral). Pada kelompok tikus normal yang tidak diberi beban glukosa (DMTTI), air rebusan daun Johar dosis 10,0 g / kg bb mampu menurunkan LDDK kadar glukosa darah sebesar 15.06% terhadap kontrol negatif. C. Yudhi Setyandarta, 1993. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian pengaruh hepatoprotektif infus daun Johar pada tikus putih yang diberikan karbon tetraklorida. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Johar mempunyai pengaruh hepatoprotektif. Daun Johar mengandung senyawa yang dapat menghambat peningkatan aktivitas GPT-plasma dan kerusakan jaringan hati akibat CC14 dan terdapat hubungan antara dosis dan efek. Aan Risma Uli N., 1994. Jurusan Farrnasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian pengaruh antimikroba dari infus daun Johar terhadap beberapa bakteri dan Jamur penyebab penyakit kulit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Johar mempunyai pengaruh antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Proteus.vulgaris, tetapi tidak menunjukkan aktivitas antijamur terhadap Candida albicans, Trichophyton mentagrophytes dan Microsporum canis.
Pemanfaatan :

Bagian yang Digunakan
Daun muda.

Kegunaan
1. Demam.
2. Kencing manis.
3. Malaria.
4. Tonik.
5. Luka (obat luar) .

RAMUAN DAN TAKARAN
Kencing Manis dan Malaria
Ramuan:
Daun Johar segar   1 genggam
Air   220 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus.

Cara pemakaian:
Diminum 2 hari sekali 200 ml.

Lama pengobatan:
Diulang selama 7 hari.
Selanjutnya dosis dikurangi, 1 kali sehari 100 ml.

Peringatan
Bagi yang rentan, hati-hati penggunaan simplisia ini. Simplisia mengandung bahan beracun (alkaloid).

Komposisi :
Daun: Barakol, alkaloid, flavoniod, steroida antrakinon, dan tanin. Kulit akar: Lupeol, betalin, dan diantrakinon. Biji: Minyak lemak dan sitosterin.


JINTAN AJERAN







Jintan/Ajeran

(Coleus amboinicus, Lour.)
Sinonim :
Plectranthus amboinicus, Spreng.
Familia :
Labiatae
Uraian :
Jintan (COLEUS AMBOINICUS) merupakan suatu tumbuhan jenis rumpu-rumputan, mempunyai batang dan tangkai berkayu. Jintan biasanya ditanam di kebun-kebun di daerah dataran rendah sampai ketingginan 1000 meter di atas permukaan laut. Batangnya lunak dan berair, bentuk daunnya mirip bed pingpong dan tepinya bergerigi. Daun Jintan memiliki bau yang khas dan bermanfaat untuk pengobatan. Pengembangbiakan tanaman ini dapat dilakukan dengan cara stek dan dapat ditanam dalam pot maupun ditanam langsung di tanah. Jintan tumbuh di tempat-tempat yang tidak terlalu banyak kena sinar matahari dan airnya cukup (tidakterlalu kering).

Nama Lokal :
Jintan (Indonesia), Daun jinten (Jawa), Ajeran (Sunda); Majanereng (Madura), Iwak (Bali), Golong (Flores); Kuwuetu (Timor).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Asma, Batuk, Perut kembung, Sakit kepala, Sariawan, Demam; Luka, Borok;
Pemanfaatan :

1. Asma dan batuk
    Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas
    air kelapa hijau;
    Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa
    dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk
    sampai merata.
    Cara menggunakan : diminum, dan dilakukan secara rutin sampai
    sembuh.

2.  Perut Kembung
     Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;
     Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus;
     Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).

3. Sakit Kepala dan sariawan
    Bahan: 3 gagang daun kelor;
    Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas
    air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk
    sampai merata.
    Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.

4. Demam Tinggi
    Bahan: 3 gagang daun kelor;
    Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan
    diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai
    ampasnya mengendap;
    Cara menggunakan : air ramuan tersebut digunakan sebagai obat
    tetes mata.

5. Luka/Borok
    Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel
    yang telah diparut dalam jumlah yang sama;
    Cara Membuat  : Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah
    dengan 1 gelas air, kemudian disaring.
    Cara menggunakan : diminum setiap hari.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa pahit, agak dingin, penurun panas (antipiretik), anti radang (anti inflamasi), menghentikan perdarahan, melancarkan peredaran darah, astringen. KANDUNGAN KIMIA : Phytosterin-B. 


JINTAN PUTIH








Jintan Putih

(Cuminum cyminum, Linn.)
Sinonim :
Familia :
Apiaceae
Uraian :
Jintan putih (cuminum cyminum) dalam kehidupan sehari-hari sering digunakan untuk memasak. Disamping itu, biji jintan putih juga digunakan sebagai pelengkap ramuan obat-obatan tradisional. Biji jintan putih memiliki aroma yang harum dan menarik. Jintan putih dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim sejuk, seperti misalnya di daerah india utara dekat kiaki pegunungan himalaya. Di indonesia meskipun dapat tumbuh, tetapi pada umumnya kurang baik. Jintan putih mempunyai batang kayu dan daunnya bersusun melingkar dan bertumpuk. Daun jintan putih mempunyai pelepah daun seperti ranting-ranting kecil. Bentukdaun jintan putih tidak berwujud lembaran, tetapi lebih mirip benang-benang kaku dan pendek. Warna dominan tumbuhan ini hijau dan bunganya berukuran kecil berwarna kuning tua ditopang oleh tangkai yang agak panjang.

Nama Lokal :
Jintan Putih (Indonesia), Jinten Putih (Jawa), Ginten (Bali); Jinten Bodas (Sunda), Jhinten pote (Madura); Jeura engkut, Jeura putih (Aceh), Jinten pute (Bugis).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit Jantung, haid tidak lancar, Sulit tidur, Jamu putri ;
Pemanfaatan :

1. Sakit Jantung
    Bahan: 1 sendok the biji jintan putih, 1 siung bawang merah, 7
    pasang biji  kemukus, 6 lembar daun sirih;
    Cara membuat: semua bahan tersebut  ditumbuk bersama sampai
    halus, kemudia ditambah 4 sendok makan air masak dan diperas
    serta disaring.
    Cara menggunakan: diminum pagi dan sore secara teratur.

2. Haid tidak lancar
    Bahan:1 sendok the biji jintan putih, 2 biji cengkeh kering, ½ potong
    biji pala, 1 rimpang kunyit, 1 buah kapulaga, 1 potong gula aren, 1
    sendok makan gula pasir, 2 lembar daun srigading.
    Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 ½ gelas air
    sampai mendidih, kemudian di saring.
    Cara Menggunakan:diminum lima hari sebelum tanggal haid.

3. Jamu Putri
    Bahan: 1 sendok the biji jintan putih, 1 rimpang kunyit, 1 genggam
    bunga delima.
    Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
    kemudian disedu dengan 1 gelas air dan disaring.
    Cara menggunakan:diminum biasa

4. Sulit Tidur
    Bahan: 1 sendok the biji jintan putih, 3 potong kangkung sayur, 2
    lembar daun pegagan ¼ sendok makan ketumbar.
    Cara membuat: Semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2
    gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
    Cara menggunakan: diminum menjelang tidur.

Komposisi :
Biji Jintan putih mengandung unsur minyak menguap (terbang) sebanyak kurang dari 8%. Minyak menguap tersebut diperoleh dari biji jintan putih dengan cara disuling.


JERUK PURUT








Jeruk Purut

(Citrus hystrix D.C.)
Sinonim :
C. paeda Miq.
Familia :
rutaceae.
Uraian :
Jenuk purut banyak ditanam orang di pekarangan atau di kebun kebun. Daunnya merupakan daun majemuk menyirip beranak daun satu. Tangkai daun sebagian melebar menyerupai anak daun. Helaian anak daun berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujung tumpul sampai meruncing, tepi beringgit, panjang 8 -15 cm, lebar 2 - 6 cm, kedua permukaan licin dengan bintik bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas warnanya hijau tua agak mengilap, permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuningan, buram, jika diremas baunya harum. Bunganya berbentuk bintang, berwarna putih kemerah-merahan atau putih kekuningkuningan. Bentuk buahnya bulat telur, kulitnya hijau berkerut, berbenjolbenjol, rasanya asam agak pahit. Jeruk purut sering digunakan dalam masakan, pembuatan kue,atau dibuat manisan. Jeruk purut dapat diperbanyak dengan cangkok dan biji.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: unte mukur, u. pangir (Batak), lemau purut, l. sarakan (Lampung), lemao puruik (Minangkabau), dema kafalo (Nias). Jawa: limau purut, jeruk wangi, jeruk purut (Sunda, Jawa). Bali: jeruk linglang, jeruk purut. Flores: mude matang busur, mude nelu. Sulawesi: ahusi lepea (Seram), lemo puru (Bragi.s). Maluku: Munte kereng (Alf'uru), usi ela (Amhoh), lemo jobatai, wama faleela (Halmahera). NAMA ASING Kaffir lime leaf and zest (I), bai magrut (T), Kabuyao, percupin orange, citron combara. NAMA SIMPLISIA Citri hystricis Folium (daun jeruk purut), Citri hystricis Pericaipium (kulit buah jeruk purut).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Daun jeruk purut berkhasiat stimulan dan penyegar. Ku lit buah berkhasiat stimultan, berbau khas aromatik, rasanya agak asin, kelat, dan lama-kelamaan agak pahit.
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah buah dan daun.

INDIKASI
Buah,jeruk purut digunakan untuk mengatasi :
- influenza,
- badan terasa lelah,
- rambut kepala yang bau (mewangikan kulit), serta
- kulit bersisik dan mengelupas.

Daun,jeruk purut digunakan untuk mengatasi :
- badan letih dan lemah sehabis sakit berat.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, sediakan 1 - 2 buah air jeruk purut yang telah masak, lalu minum.
Untuk pemakaian luar, belah jeruk purut menjadi 2 - 4 bagian, lalu gosokkan ke kulit yang bersisik atau air perasan buahnya digunakan untuk membasahi rambut setelah keramas.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Influenza
Potong sebuah jeruk purut masak dan banyak airnya, lalu peras. Seduh air perasannya dengan 60 cc air panas. Minum sekaligus selagi hangat.

Kulit bersisik dan mengelupas
Belah jeruk purut tua menjadi dua bagian. Gosokkan pada kulit yang bersisik, kering, dan mudah mengelupas di kulit kepala atau bagian lain dari tubuh. Lakukan satu kali sehari, malam sebelum tidur.

Mewangikan rambut kepala
Cuci 1 buah jeruk purut masak sampai bersih, lalu parut. Tambahkan 1 sendok makan air bersih, lalu remas dan saring. Gunakan air saringannya untuk menggosok rambut setelah keramas.

Badan lelah setelah bekerja atau letih sehabis sakit berat
Sediakan 2 genggam daun jeruk purut segar. Rebus dalam 3 liter air sampai mendidih (selama 10 menit). Tuangkan ramuan tersebut ke dalam 1 ember air hangat dan gunakan untuk mandi.

 
Komposisi :
Daun mengandung tanin 1,8%, steroid triterpenoid, dan minyak asiri 1 - 1,5% v/b. Kulit buah mengandung saponin, tanin I%, steroid triterpenoid, dan minyak asiri yang mengandung sitrat 2 - 2,5% v/b.


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More